00

Dengan langkah terburu dia menelusuri jalan sempit yang minim penerangan itu. Suara genangan air yang terinjak menggema di sepanjang jalan. Tembok besar di sampingnya begitu tinggi dan tak bisa dipanjat. Lumut-lumut yang tumbuh di sana membuatnya jijik dan terus berjalan cepat, berharap segera menemukan jalan raya.

Tapi bukan jalan raya, tetapi persimpangan jalan yang sama sempitnya seperti jalan yang baru saja dia lalui. Satu hal yang dia sesali adalah pergi dari rumah dan berakhir di daerah kumuh seperti ini yang dipenuhi gang sempit yang kotor dan minim penerangan.

Dia berhenti. Menatap tiga jalur lainnya yang belum dia lewati. Ke mana dia harus pergi? Ke kanan, ke kiri, atau malah tetap lurus?

“Kenapa berhenti?”

“Jalan lagi.”

Suara misterius yang entah datang dari mana itu terdengar menyeramkan. Dia meremat kemejanya ketakutan. Keringat dingin bercucuran dari keningnya. Apa dia akan berakhir menyedihkan di sini?

Suara benda yang ditarik terdengar nyaring mengisi kesunyian tempat itu. Disusul suara robekan yang terdengar begitu memekakkan telinga. Tubuh perempuan itu bergetar hebat, ketakutan hingga menangis dalam diam.

“Ayo jalan lagi.”

Perempuan itu mengangkat wajahnya dan memutar tubuhnya ke kanan karena memilih arah itu. Dia tersentak begitu mendapati seorang laki-laki berdiri di samping sepedanya sambil menatap dirinya dengan pandangan yang kosong. Dia bahkan tidak yakin laki-laki itu manusia karena tatapannya begitu kosong.

Dia berusaha menetralkan detak jantungnya dan berbalik, hendak memilih arah lain karena di jalan itu terdapat orang lain, dan dia sedikit takut dengan orang itu. Kali ini perempuan itu memekik tertahan ketika mendapati laki-laki lainnya yang berdiri di jalan itu. Tidak, laki-laki itu tidak menatapnya, tapi menatap ke arah tembok di depan laki-laki itu.

“Ayo jalan lagi! Dia akan menangkapmu!”

Suara misterius itu terdengar lebih menyeramkan dan menuntut dari sebelumnya. Perempuan itu menangis terisak, tubuhnya bergetar hebat sampai akhirnya jatuh ke tanah lembab di bawahnya. Di bawah minimnya penerangan di jalan, perlahan mata perempuan itu tertutup.

Semuanya gelap,

Semakin gelap,

Dan akhirnya benar-benar gelap tanpa adanya cahaya sama sekali.