15.
Gadis dengan dress formal berwarna hitam itu berjalan santai menyusuri kantor. Dia kembali lagi ke kantor untuk memastikan keberadaan seseorang yang dia temui kemarin. Tinggal beberapa langkah dari ruangan Yunho, langkahnya harus terhenti ketika bahuya tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.
“Maaf,” ucap orang itu panik.
Valerie langsung menoleh untuk menatap wajah orang yang baru saja menabraknya. Tunggu, dia seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya.
Tiba-tiba gadis di hadapannya itu berteriak histeris seraya memukul-mukul kepalanya. Teriakannya barusan membuat beberapa pegawai keluar dari ruangannya dan menatap mereka berdua aneh.
Valerie mengangkat sebelah alisnya dan menatapa datar gadis itu. “Penuh drama,” batinnya. “Kenapa? Kamu kenal saya?”
Bukannya menjawab, gadis itu malah semakin berteriak histeris sampai beberapa pegawai membawanya pergi untuk menenangkannya.
Valerie menoleh sedikit ketika mendengar langkah cepat seseorang. Orang itu tanpa basa-basi langsung memutar tubuh Valerie hendak memarahinya, sampai dia melihat wajah gadis itu. “Lo… Valerie.”
Valerie mengalihkan pandangannya, pikirannya mendadak penuh sekarang. “Dua bulan,” gumamnya pelan.
“Apa?” tanya Yunho bingung karena Valerie tiba-tiba bergumam.
“Dia cantik bukan?” tanya gadis itu dengan dingin. Dia mendongak menatap Yunho tajam. “Dua bulan, dia cantik bukan?”
“Gua bisa jelasin—” Ucapan Yunho terpotong karena Valerie yang tiba-tiba mencekiknya.
Gadis berparas cantik itu kembali berucap, “Dua bulan, dia cantik bukan?”