6
Pemuda dengan jaket denim itu berjalan santai menghampiri Geya yang sedang duduk di gazebo sambil mengerjakan tugas kuliahnya.
Pemuda yang dia duga bernama Auriga itu berdiri di sampingnya. “Halo, Geya. Maaf untuk yang tadi, gua gak sengaja.” Dia meletakkan pelastik berukuran sedang di samping laptop Geya. “Katanya cokelat bisa bikin mood bagus. Jadi, ini gua beliin sebagai permintaan maaf.”
Geya menutup laptopnya lalu menatap Auriga dari atas sampai bawah. Dia orang yang sama dengan yang menabraknya tadi. “Permintaan maaf diterima, makasih juga untuk cokelatnya. Lo bisa pergi sekarang, jangan ganggu gua nugas.”
Auriga menatap Geya tanpa berkedip kemudian mengangkat sebelah tangannya yang terkepal. “S-semangat nugasnya, Geya.” Ia tersenyum kikuk lalu berlari meninggalkan kawasan itu.
“Ya, makasih,” balas Geya walau dia tau orang yang diajaknya bicara sudah pergi. “Emang dasar cowok aneh.”