71

“Kamu lagi ada masalah, Kay?” Mama yang duduk di meja makan tiba-tiba bertanya saat melihat Kayla membuka kulkas untuk mengambil minum. “Kemarin malam Mama dengar kamu nangis. Ada masalah di sekolah?”

Kayla sontak menghentikan kegiatannya. Meneguk ludah gugup karena bingung harus menjawab pertanyaan mama seperti apa. Mana berani dia mengatakan jika sedang bertengkar dengan teman-temannya.

“Biasa lah, Ma. Kayla suka lebay kalau nonton dramanya.” Kak Abrar tiba-tiba menyahut. Dia berjalan ke meja makan dan duduk di samping Mama. “Udah biasa dia kayak gitu, suka nangis gak jelas karena drama. Mama gak usah khawatir.”

Kayla diam-diam menghela napas lega. Jawaban Kak Abrar yang seratus persen bohong itu berhasil menyelamatkannya.

Kak Abrar melirik Kayla yang masih membuka pintu kulkas dan tak ada tanda ingin menutup pintunya. “Lo gak mau nutup pintu kulkasnya?” tanyanya membuyarkan lamunan Kayla.

“Eh, iya.” Kayla dengan kikuk menutup pintu kulkas dan melupakan tujuan awalnya untuk mengambil minum.

“Kamu beneran nangis karena drama, Kay?” tanya Mama memastikan. Tidak percaya seratus persen dengan jawaban Kak Abrar.

“Iya, Ma. Aku nangisin drama yang kemarin aku tonton, ceritanya sedih banget soalnya.” Kayla tersenyum mencoba membuat jawabannya tak terlihat bohong.

Mama akhirnya mengangguk. Memutuskan untuk benar-benar percaya dengan jawaban kedua anaknya.