77. Ngambek

Rana melirik sekilas Juna yang asyik bermain ponsel di pojok cafe. “Itu anak kenapa? Dari tadi cemberut aja,” tanyanya sambil berbisik pada Adena yang berdiri di sebelahnya.

Adena yang ditanya perihal Juna langsung menatap pemuda itu. “Lagi ngambek,” jawabnya singkat kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

“Lo samperin sana. Ini biar gua yang lanjutin.” Rana mengambil alih gelas yang berada di tangan Adena dan mendorong pelan gadis itu untuk mulai berjalan.

Adena tidak punya pilihan lain selain mengikuti ucapan Rana. Dia menghampiri Juna dan duduk di hadapannya. Adena sempat berpikir jika dia duduk di hadapan pemuda itu, Juna akan menaruh ponselnya dan menatapnya, tapi dia lupa jika Juna kini tengah merajuk padanya. “Juna,” panggilnya dengan lembut.

Tidak ada balasan. Juna masih sibuk dengan ponselnya. Jangan lupakan wajah pemuda itu yang masih senantiasa cemberut, dan itu membuat Adena gemas.

“Juna,” panggilnya sekali lagi, tapi hasilnya masih sama, Juna tidak membalas.

Sayang.”

Juna meremat ponselnya, menjadikannya pelampiasan keterkejutannya karena dipanggil sayang oleh Adena. Juna tidak dapat menahan sudut bibirnya agar tidak tertarik ke atas membentuk senyuman. Dia berani bersumpah jantungnya berdebar sangat cepat dan perutnya serasa dipenuhi ribuan kupu-kupu.

Dia berdeham pelan dan meletakkan ponselnya di meja. Juna menatap Adena sekilas, tak mampu menatap gadis itu terlalu lama. “Kenapa manggil-manggil?” tanyanya pura-pura cuek.

Tentu saja Adena sadar jika Juna sedang salah tingkah. Pemuda itu tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya hingga nampak begitu jelas di mata orang-orang. “Kenapa sih dari tadi dipanggil susah banget. Lo ngambek, ya. Ngambek kenapa sih,

Sayang.”

Juna membulatkan matanya ketika Adena dengan sengaja kembali memanggilnya sayang, sedangkan si pelaku hanya tersenyum manis menggoda Juna. Sungguh, Adena nampak sangat cantik saat tersenyum seperti ini. Tiba-tiba Juna merasa hidungnya meneteskan sesuatu. Sial, dia mimisan hanya karena dipanggil sayang dan menatap Adena yang tersenyum.