“Jangan merasa itu berlebihan, she deserves it. Dia ganggu kamu, bahkan sampai tangan kamu luka. Aku mungkin emang bukan pacar yang cukup baik, but I won't let anyone hurt you, bahkan aku sendiri sekalipun.” Javiero berucap panjang lebar setelah melempar ponsel Gianna ke sofa sehabis membalas pesan dari Luna. Pemuda itu kini berdiri di balkon apart Gianna sembari menghisap gulungan tembakau yang diapit di antara dua jarinya.
“Javiero,” panggil Gianna.
“Yes, Love?“
“Jangan coba-coba tinggalin gua kalau lo masih mau hidup nyaman.”
Javiero tersenyum miring lalu berbalik menghadap Gianna. “I will never leave you. Kamu bisa potong kakiku kalau aku sampai ninggalin kamu. I love you too, Gi.“