“Percuma cantik kalo gak bisa jadi punya gua.” Riga tersenyum menggoda sambil menaik turunkan alisnya. Matanya fokus menatap gadis yang duduk tepat di seberangnya.

Sadar jika itu merupakan apa yang dari tadi ingin diucapkan Riga, gadis itu dengan cepat menegakkan tubuhnya. Geya menaikkan sebelah alisnya. “Kata siapa? Nyoba aja belum.”

Pemuda dengan hoodie hitam itu tersenyum lebar. “Ayo coba,” ajaknya dengan semangat.

“Oke.” Geya mengangguk setuju dengan ajakan Riga, tidak ada salahnya menerima ajakan itu bukan.

Riga menyisir rambutnya dengan tangan. “Taman kota jam tujuh, first date.”